BELERANG
A.
Sejarah
Menurut Genesis, belerang sudah lama dikenal oleh nenek moyang sebagai batu
belerang.
Sulfur (Sanskrit, sulvere;
latinsulpur) dikenali semenjak zaman purbakala, dan pernah dirujuk dalam kitab InjilPentateuch (Kejadian). Perkataan ini hampir-hampir pastinya daripada Bahasa Arabsufra yang bermaksud warna kuning, daripada warna
terang dalam bentuk semula jadinya.
Terjemahan Kitab
Injil ke dalam Bahasa Melayu biasanya merujuk sulfur sebagai
"belerang", menimbulkan penggunaan frasa khutbah 'Api dan belerang',
yaitu pendengar sering diingatkan tentang takdir kebinasaan abadi yang menanti
mereka-mereka yang tidak percaya dan tidak bertaubat. Dalam bab itu juga ada
mengatakan dengan tersiratnya bahawa neraka "berbau seperti belerang", walaupun belerang sebenarnya tidak
berbau. "Bau belerang atau sulfur" biasanya merujuk kepada bau hidrogensulfida, iaitu daripada telur busuk. Sulfur terbakar
menghasilkan sulfurdioksida, iaitu bau yang dikaitkan dengan mancis
bernyala.
Homer pernah menyebut tentang "sulfur pengelak perosak"
(pest-averting sulfur) pada abad
kelapan SM. Pada 424 SM, kaum Boeotia merosakkan dinding-dinding sebuah kota
menggunakan pembakaran satu campuran arang batu, sulfur, dan tar di bawah
dinding-dinding tersebut. Pada sekitar abad ke-12, orang cina mencipta serbuk
senapang, yang merupakan
satu campuran kalium
nitrat (KNO3), karbon, dan sulfur. Ahli-ahli alkimia awal memberi sulfur simbol kimia yang
merupakan segitiga di atas salib. Pada lewat 1770-an,
Antoine
Lavoisier membantu
meyakinkan golongan sains bahawa sulfur merupakan sejenis unsur dan bukannya
satu sebatian. Dalam 1867, sulfur ditemui di dalam mendapan-mendapan bawah
tanah di Louisiana dan Texas.
Lapisan hampar atas bumi pada kawasan tersebut merupakan pasir jerlus, lalu menghalang penggunaan
pengendalian-pengendalian perlombongan biasa. Oleh itu proses
Frasch telah digunakan.
B. Sumber
Belerang ditemukan dalam meteorit. R.W. Wood mengusulkan bahwa terdapat
simpanan belerang pada daerah gelap di kawah Aristarchus.
Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan
tropis. Sulfir tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite,
gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain.
C.
Karakteristik
Simbol
: S
Radius
Atom : 1.27 Å
Radius
Kovalensi : 1.02 Å
Struktur
Kristal : Orthorombic
Konduktivitas
Listrik : 5 x 106 ohm-1cm-1
Konfigurasi
Elektron : [Ne]3s22p4
Formasi
Entalpi : 1.73 kJ/mol
Konduktivitas
Panas : 0.269 Wm-1K-1
Bilangan
Oksidasi : 2,4,6
Kapasitas
Panas : 0.71 Jg-1K-1
Entalpi
Penguapan : 10 kJ/mol
· Belerang
ditemukan sebagai unsur bebas, yaitu sebagai sulfida (FeS, PbS, ZnS) dan
sebagai sulfat (CaSO4.2H2O dan MgSO4.7H2O)
· Terdapat
dalam 2 bentuk alotrop yaitu belerang ronbik (~ belerang α ) dan belerang
monoklin (~ belerang β )
α 95,6˚C
β
· Unsur
belerang berupa campuran satuan S8, S6, S4 dan S2
D. Pembuatan
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan
garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat.
Menggunakan proses Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air
untuk mencairkan belerang, yang kemudian terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang
harus dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang
akhinya membuang belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan untuk
mengambil kembali belerang yang terbuang. Sejumlah besar belerang diambil dari
ladang gas Alberta.
Pembuatan Belerang dari Asam Sulfat
Asam
sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan sebagai bahan baku dan bahan
penolong dalam berbagai industri, sehingga perkembangan pemakaiannya dapat
merupakan indikator bagi perkembangan perindustrian di suatu negara.
Bahan
baku utama pembuatan asam sulfat adalah sulfur atau belerang, yang berwarna
kuning. Biasanya ditambang dari pegunungan, seperti di tangkuban perahu, dieng,
atau bromo (ini lokasi - lokasi yang orang awam biasanya tahu. masih banyak
lainnya).
Saat
ini belerang termurah dihasilkan dari China dan India. Sebagian dari sulfur ini
berupa sulfur alam (56%), dari senyawa – senyawa sulfur seperti pyrite atau
batuan sulfida / sulfat lainnya (19%), dan dari gas buangan industri minyak
bumi / batu bara (H2S, SO2) (25%). 70 – 85% dari produksi
sulfur tersebut digunakan untuk pembuatan asam sulfat. Dalam pengambilan
sulfur, terdapat beberapa proses yang lazim digunakan, yakni :
1. Proses Frasch
Diagram
skema proses frasch
Dasar pengambilan sulfur menurut proses
ini adalah pencairan sulfur di bawah tanah / laut dengan air panas, lalu
mamompanya ke atas permukaan bumi. Untuk maksud itu digunakan 3 pipa konsentris
6”, 3”, dan 1”. Air panas (325oC) dipompakan ke dalam batuan S
melalui bagian pipa 6”, sehingga S akan meleleh (235oF). Lelehan S
yang lebih berat dari air akan masuk ke bagian bawah antara pipa 3” dan 1”, dan
dengan tekanan udara yang dipompakan melalui pipa 1”, air yang bercampur dengan
S akan naik ke atas sebagai “crude S”, untuk kemudian diolah menjadi “crude
bright” atau “refined S”.
2.
Pengambilan S dari batuan sulfida / sulfat
S dapat pula diambil dari batuan sulfida
atau sulfat, seperti pyrite FeS2, chalcopyrite CuFeS2,
covelita CuS, galena PbS, Zn blende ZnS, gips CaSO4, barire BaSO4,
anglesite PbSO4, dan lain – lain.
3.
Pengambilan Sulfur Alamiah dari deposit gunung berapi
(Indonesia)
Deposit
S di gunung berapi dapat berupa batuan, lumpur sedimen atau lumpur sublimasi,
kadarnya tidak begitu tinggi (30 – 60 %) dan jumlahnya tidak begitu banyak (600
– 1000 juta ton, total) Di gunung Talaga
Bodas di dapat dalam bentuk lumpur dengan kadar S (30 – 70 %) dan jumlah
deposit 300 juta ton.
Tempat
– tempat lainnya adalah : kawah Ijen, Gunung Welirang, Gunung Dieng dan Gunung
Tangkuban Perahu. Untuk pemanfaatan sumber alam ini diperlukan peningkatan
kadar S terlebih dahulu, antara lain dengan cara flotasi dan benefication.
Dalam
flotasi dilakukan penambahan air dan ‘frother’ sehingga S akan terapung dan
dapat dipisahkan. Sedangkan dalam ‘benefication proses’ S setelah ditambahkan
air dan reagen – reagen dipanaskan dalam autoclave selama ½ - ¾ jam pada 3 atm,
setiap partikel – partikel kecil S terkumpul, kemudian dilakukan pencucian
dengan air untuk menghilangkan tanah, lalu dipanaskan kembali dalam autoclave
sehingga S terpisah sebagai lapisan S dengan kadar 80 – 90 %.
4.
Pengambilan S dari gas buang
S diperoleh dari flue gas asal
pembakaran batu bara atau penyilangan minyak bumi, yang tidak boleh dibuang ke
udara karena dapat menimbulkan pencemaran. Gas – gas tersebut terlebih dahulu
di absorpsi dengan menggunakan etanolamin dan sebagainya, kemudian dipanaskan
kembali untuk mendapatkan gasnya kembali untuk diproses lebih lanjut.
Reaksi utama yang digunakan (proses
claus)
i. 2
H2S(g) + 3 O2(g) → 2 SO2(g) + 2H2O(l)
ΔHo = - 247,89 KJ
ii. 4
H2S(g) + 2SO2(g) → S6(g) + 4H2O(l) ΔHo = -
42,24 KJ
E. Sifat-sifat
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam
air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam
berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan
bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran. Dengan bentuk yang
berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan antara
sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.
Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania melaporkan
pembuatan polimer belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak
mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki sifat elektris dan optik
yang tidak biasa.
Belerang dengan kemurnian 99.999+% sudah tersedia secara komersial. Belerang
amorf atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal secara
mendadak dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang amorf
memiliki struktur helik dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal
belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang
saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang normal.
§ Nomor
atom : 16
§ Massa
atom : 32,064
§ Massa
jenis : 2,07 g/cm3
§ Konfigurasi
elektron : 3s2 3p4
§ Jari-jari
atom : 0,103 nm
§ Keelektronegatifan : 2,5
§ Titik
beku : 119˚C
§ Titik
didih : 444,6˚C
§ Kerapatan : 2,06
§ Potensial
elekroda : -0,48
§ Potensial
Ionisasi : 10.36 V
§ Volume
Atom : 15.5 cm3/mol
§ Warna
dalam senyawa : kuning
F. Isotop
Belerang memiliki sebelas isotop. Dari empat isotop yang ada di alam, tidak
satupun yang bersifat radioaktif. Belerang dengan bentuk yang sangat halus,
dikenal sebagai bunga belerang, dan diperoleh dengan cara sublimasi.
G. Senyawa-senyawa
Senyawa organik yang mengandung belerang sangat penting. Kalsium sulfur,
ammonium sulfat, karbon disulfida, belerang dioksida dan asam sulfida adalah
beberapa senyawa di antara banyak senyawa belerang yang sangat penting
1.
Hidrogen sulfide
a. Kejadian dan pembuatan
Hydrogen sulfide terdapat dalam kuantitas yang besar dalam gas alam. Dalam labolatorium, hydrogen sulfide biasa
disediakan dengan cara mereaksikan besi (II) sulfide dengan asam klorida encer.
b. Sifat-sifat hydrogen sulfide
·
Sifat fisika
Hydrogen sulfide merupakan gas yang tidak berwarna, baunya tajam. Bila konsentrasi
di udara hingga 10 ppm menyebabkan kematian.
·
Sifat kimia
Sebagai asam
Merupakan asam lemah. Bila terdpat ion-ion
hidroksil akan terbentuk hydrogen sulfide dan sulfide.
Sebagai pereduksi
Hydrogen sulfide terbakar di udara dan menghasilkan belerang, namun belerang
akan terbakar dan terbentuk belerang dioksida.
2.
Sulfide
Sulfide logam kurang bersifat ion daripada oksidanya. Hidrolisis sulfide bersifat parsial pada kedaan
dingin, namun pada pendidihan menjadi sempurna karena gas hydrogen sulfide yang
terbentuk cepat menguap. Sebagian
besar sulfide-sulfida logam bersifat kovalen, dan tidak larut dalam air.
3.
Belerang oksida
a.
Belerang dioksida
·
Pembuatan
Belerang dioksida ketika ada belerang yang terbentuk diudara. Dalam labolatorium, dihasilkan melalui reaksi
suatu sulfit dengan asam sulfat encer, atau hydrogen sulfit dengan asam kuat
encer.
·
Sifat fisika
Merupakan gas yang tidak berwarna, baunya menusuk. Titik didihnya -10oC dan mencair pada suhu 20oC dengan tekanan 3 atm.
·
Sifat kimia
Bila dilarutkan dalam air, sebagian kecil dari yang larut bereaksi
membentuk asam sulfit. Belerang dioksida
yang berada diudara merupakan sumber hujan asam.
b.
Belerang trioksida
·
Pembuatan
Dibuat dengan melewatkan campuran belerang dioksida dan oksigen melalui katalisator
platina pada suhu +400oC, kemudian dikondensasikan sebagai padatan putih.
·
Sifat fisika
Belerang trioksida beberapa berbentuk polimetrik.
·
Sifat kimia
Merupakan oksida asam yang kuat.
Berubah menjadi asap ketika udara lembab, dan bereaksi secara keras dengan air membentuk asam sulfat.
4.
Asam sulfat
a.
Pembuatan
Pembentukan asam sulfat melibatkan
konversi belerang dioksida menjadi belerang trioksida, kemudian dilarutkan ke
dalam air agar terbentuk asam sulfat.
Ada 2 macam proses untuk membuat Asam Sulfat :
1.
Pembuatan H2SO4
dengan proses timbal
Proses tersebut menggunakan ruang reaktor yang dindingnya
dilapisi timbal (Pb) oleh sebab itu dinamakan proses kamar timbal / bilik
timbal.
Reaksi yang terjadi:
Reaksi yang terjadi:
2S(s) +
2 O2(g) → 2 SO2(g)
2 SO2(g) + 2 NO2(g)
→ 2 SO3(g) + 2 NO(g)
Gas NO dialirkan ke suatu tempat reaksi ( reactor )
dan dioksidasi kembali menjadi NO2
2 NO(g)
+ O2(g) → 2NO2(g)
Gas SO3 di kamar timbal direaksikan dengan
air yang disemprotkan
SO3(g)
+ H2O(l) → H2SO4(l)
Kepekatan H2SO4 yang dihasilkan
kira-kira 62,5 % dan dipekatkan lagi hingga 77,6 %
2.
Pembuatan H2SO4
dengan proses kontak
Pada tahun 1831 seorang ahli kimia berkebangsaan
Inggris, Philips telah berhasil mensintesis belerang menjadi H2SO4
sebagai katalis digunakan V2O5
Reaksi yang terjadi :
S(s)
+ O2(g) → SO2(g)
2 SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
ΔH = - 98,3 KJ
Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4
menjadi oleum (H2S2O7), juga dikenal sebagai
asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air menjadi asam sulfat
pekat.
H2SO4
(l) + SO3(g) → H2S2O7(l)
H2S2O7
(l) + H2O (l) → 2 H2SO4 (l)
Asam Sulfat yang dihasilkan dari proses tersebut ,
mempunyai massa jenis 1,84 dan bersifat higroskopis. Apabila H2SO4
pekat dicampur dengan air , akan bersifat eksoterm dan bebbahaya. H2SO4
25 % banyak dijual di pasaran dengan nama accu zuur untuk mengisi aki.
Sebenarnya, asam sulfat dapat dibuat dengan cara
melarutkan gas SO3. Namun, perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3
ke dalam air tidaklah praktis karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang
bersifat eksotermik. Reaksi ini akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit
dipisahkan.
SO3(g) +
H2O (l) → H2SO4(l)
Ide penggunaan katalis dalam produksi asam sulfat,
atau secara khusus dalam oksidasi belerang dioksida telah dikenali sejak
kira-kira tahun 1830. Katalis platina terbuki efektif tetapi sangat mahal
sehingga tidak digunakan secara meluas. Setelah setengah abad kemudian, ketika
kebutuhan asam sulfat meningkat banyak, ide penggunaan katalis muncul kembali.
Setelah masalah keracunan katalis diselesaikan, proses penggunaan katalis
platina, yakni proses kontak, menjadi proses utama dalam produksi asam sulfat.
Proses kontak masih digunakan sampai sekarang walaupun
katalisnya bukan platina, tetapi campuran termasuk vanadium oksida V2O5.
Dari proses kontak ini lalu akan terbentuk asam sulfat pekat dgn kadar 98% .
Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500oC
dengan katalisator V2O5 ,sebenarnya tekanan besar akan
menguntungkan produksi SO3, tetapi penambahan tekanan ternyata tidak
diimbangi penambahan hasil yang memadai. Oleh karena itu, pada proses kontak
tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal, 1 atm.
·
Sumber-sumber belarang dioksida
Belerang dioksida dari belerang
diperoleh dengan cara menebarkan belerang cair ke dalam suatu dapur yang
bersuhu sekitar 1000oC. gas dikeluarkan dan dikeringkan dengan cara melewatkan melalui asam sulfat
pekat.
·
Proses kontak
Pembakaran belerang selalu
menghasilkan belerang dioksida. Dalam proses
kontak, campuran belerang dioksida kering dan udara kering dialirkan melalui
katalis vanadium pentaoksida pada suhu +430oC, campuran gas didinginkan hingga suhu kembali
seperti awal dengan cara melewatkan pada sebuah penukar panas. Pengencaran asam sulfat berasap dengan air akan
menghasilkan asam sulfat.
b.
Sifat-sifat
·
Sifat fisika
Merupakan zat cair yang kental,
membeku pada 10,5oC
dan mendidih pada 270oC. merupakan senyawa kovalen.
·
Sifat kimia
Sebagai asam
Merupakan asam kuat, asam diprotik,
membentuk dua ion yaitu ion hydrogen dan ion sulfat.
H2SO4
(aq) + H2O (l) H3O+ (aq)
+ HSO4 (aq)
Sebagai dehydrator
Asam sulfat yang
pekat akan menarik unsure-unsur pembentuk air dari sejumlah senyawaan.
Sebagai agen oksidasi
Bila asam sulfat berada dalam
keadaan pekat dan panas, ia akan menjadi oksidator.
S
(s) + 2H2SO4 (aq) 3SO2 (g) +
2H2O (l)
Sebagai agen sulfonasi
Asam sulfat yang
pekat digunakan untuk menggantikan suatu atom hydrogen oleh gugus asam sulfonat.
c.
Pemakaian
Biasanya digunakan untuk memproduksi
pupuk, superfosfat dan ammonium sulfat.
3.
Sulfit
Diperoleh bila belerang dioksida
dilarutkan dalam air. Larutan ini
mengandung ion-ion hidronium, ion hydrogen sulfit dan ion sulfit. Asam sulfit
merupakan pereduksi.
4.
Sulfat
Beberapa alasan pemakaian sulfat
antara lain :
a.
Larut dalam air, menjadikan
garam-garam sulfat menjadi suatu sumber yang sangat bermanfaat untuk kation
logam.
b.
Ion sulfat bukan pereduksi ataupun
pengoksidasi
c.
Ion sulfat merupakan basa
konjugasi dari asam kuat sederhana, ion hydrogen sulfat.
d.
Sulfat realtif stabil dalam
pemanasan.
Sulfat dapat dibuat dengan cara
mereaksikan langsung asam sulfat dengan suatu basa.
5.
Hydrogen sulfat
Hydrogen sulfat dibuat dengan cara
mencampur secara kuantitatif stoikiometrik asam sulfat dengan basa yang dipilih. Larutan ini bersifat asam.
H. Kegunaan
1.
Untuk membuat asam sulfat
2.
Untuk membuat gas SO2 yang
biasa dipakai untuk mencuci bahan yang terbuat dari wool dan sutera.
3. Pada industri ban , belerang untuk vulkanisasi
karet yang berkaitan agar ban bertambah ketegangannya serta kekuatannya.
4.
Belerang juga digunakan pada industri obat-obatan, bahan peledak, dan industri
korek api yang menggunakan Sb2S3
Belerang
adalah komponen serbuk mesin dan digunakan dalam proses vulkanisasi karet alam
dan juga berperaan sebagai fungisida. Belerang digunakan besar-besaran dalam
pembuatan pupuk fosfat. Berton-ton belerang digunakan untuk menghasilkan
asa sulfat, bahankimia yang sangat penting.
Belerang
juga digunakanuntuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya, untuk
mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering. Belerang
merupakan insultor yang baik.
Belerang
sangat penting untuk kehidupan. Belerang adalah penyusun lemak, cairan tubuh
dan mineral tulang, dalam kadar yang sedikit.
Belerang
cepat menghilangkan bau. Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer,
sebagai pencemar udara.
Belerang merupakan hasil tambang yang memiliki khasiat dan manfaat antara
lain :
1. Mengobati
gigitan binatang berbisa. Boleh juga digunakan belerang yang sudah di buat
korek api tumbuk sampai halus dan masukan ke dalam lubang bekas gigitan
kemudian panaskan dengan api .
2. Megobati
gatal gatal pada kulit , ambil belerang sebesar ibu jari lalu gerus dan campurkan
dengan 3 butir merica dan setengan buah pala setelah halus aduk dengan sesendok
makan minyak tanah dan sedikit air oleskan pada bagian tubuh yang diserang
gatal.
3. Menghilangkan
panu atau kurap. Setelah belerang di haluskan campurkan dengan minyak goreng
dan lalu aduk sampai rata oleskan pada bagian kulit berpanu atau kurap lakukan
sesering mungkin.
Asam
sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan sebenarnya pula,
produksi asam sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan
industri negara tersebut. Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh
dunia) asam sulfat adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat,
yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk
deterjen. Pada metode ini, batuan fosfat digunakan dan diproses lebih dari 100
juta ton setiap tahunnya.
Bahan-bahan
baku yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini merupakan fluorapatit,
walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku ini kemudian diberi 93% asam
suflat untuk menghasilkan kalsium sulfat, hidrogen fluorida (HF), dan asam
fosfat. HF dipisahan sebagai asam fluorida. Proses keseluruhannya dapat
ditulis:
Ca5F(PO4)3
+ 5 H2SO4 + 10 H2O → 5 CaSO4•2 H2O
+ HF + 3 H3PO
Asam
sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk
menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri
otomobil. Asam yang telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang
regenerasi asam bekas (Spent Acid Regeneration (SAR) plant).
Kilang
ini membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak,
ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas
sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang
kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat yang "baru".
Ammonium
sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya diproduksi sebagai
produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk produksi besi dan baja.
Mereaksikan amonia yang dihasilkan pada dekomposisi termal batu bara dengan
asam sulfat bekas mengijinkan amonia dikristalkan keluar sebagai garam (sering
kali berwarna coklat karena kontaminasi besi) dan dijual kepada industri
agrokimia.
Kegunaan
asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada serat pulp
kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang membantu mengentalkan
serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat juga digunakan
untuk membuat aluminium hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan mereaksikan
bauksit dengan asam sulfat:
Al2O3
+ 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 +
3 H2O
Asam
sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam
sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah
sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon. Ia
juga digunakan untuk membuat asam klorida dari garam melalui proses Mannheim.
Banyak H2SO4 digunakan dalam pengilangan minyak bumi,
contohnya sebagai katalis untuk reaksi isobutana dengan isobutilena yang
menghasilkan isooktana.
Walaupun
asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak dengan logam dalam kasus tumpahan asam
dapat menyebabkan pelepasan gas hidrogen. Penyebaran aerosol asam dan gas
sulfur dioksida menambah bahaya kebakaran yang melibatkan asam sulfat.
Asam
sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko utama asam
sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan penghirupan
aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan
menyebabkan iritasi mata, saluran pernafasan, dan membran mukosa yang parah.
Iritasi
akan mereda dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat risiko edema paru
apabila kerusakan jaringan lebih parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom
akibat paparan kronis aerosol asam sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah
pengikisan gigi.
Indikasi
kerusakan kronis saluran pernafasan masih belum jelas. Di Amerika Serikat,
batasan paparan yang diperbolehkan ditetapkan sebagai 1 mg/m³. Terdapat pula
laporan bahwa penelanan asam sulfat menyebabkan defisiensi vitamin B12 dengan
degenarasi gabungan sub akut.
I.
Daur (siklus
belerang)
Sulfur
terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi
sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan
pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan
menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan
sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan
akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri
terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang
akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti
Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat
oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Selain
proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik
membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang
membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan
perusakan batuan juga tanaman.
Dalam
daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi
adalah sebagai berikut :
1.
H2S → S → SO4;
bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi
sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3.
H2S → SO4
(Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4.
S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme
heterotrofik aerobik dan anaerobik.
Gas belerang
oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan gas
SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau
tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat
reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada diudara
untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini
sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan
kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.
SOx
mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun
karena selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. Sox
menimbulkan gangguan sitem pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat
berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau.
Konsentrasi
gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya)
manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm. Jadi dalam hal ini yang
dominan adalah gas SO2. Namun demikian gas tersebut akan bertemu
dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian membentuk gas SO3
melalui reaksi berikut :
2SO2 +
O2 (udara) → 2SO3
Pemakaian
batu bara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industri seperti yang
terjadi di negara Eropa Barat dan Amerika, menyebabkan kadar gas SOx diudara
meningkat. Reaksi antara gas SOx dengan uap air yang terdapat di udara akan
membentuk asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat dan asam sulfit
turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang dikenal
denagn Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam sangat merugikan karena
dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa negara industri,
hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat serius karena sifatnya
yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan asam akan mengakibatkan
lingkungan semakin parah.
Pencemaran
SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan pada
kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam batu bara
berupa mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat pula berbentuk
mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S.
Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilkan SOx karena
mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses
peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus
menghilangkan belerang dari kandungan logam karena belerang merupakan pengotor
logam. Pada suhu tinggi sulfida logam mudah dioksida menjadi oksida logam
melalui reaksi berikut :
2ZnS + 3O2 →
2ZnO + 2SO2
2PbS + 3O2→2PbO
+ 2SO2
Selain
tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahan bakar,
penyebaran gas SOx, ke lingkungan juga tergnatung drai keadaan meteorologi dan
geografi setempat. Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan SOx
menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan berkumpul bersama awan yang akhirnya
akan jatuh sebagai hujan asam. Hujan asam inilah yang menyebabkan kerusakan
hutan di Eropa (terutama di Jerman) karena banyak industri peleburan besi dan
baja yang melibatkan pemakaian batu bara maupun minyak bumi di negeri itu.
Sebagian
besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx) berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil, terutama batu bara. Adanya uap air dalam udara akan
mengakibatkan terjadinya reaksi pembentukan asam sulfat maupun asam sulfit.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
SO2 + H2O → H2SO3
SO3 + H2O →H2SO4
Apabila asam
sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut berkondensasi di udara dan kemudian
jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa hujan asam tidak dapat
dihindari lagi. Hujan asam ini dapat merusak tanaman, terkecuali tanaman hutan.
Kerusakan hutan ini akan mengakibatkan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang
subur.
Walaupun
konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar rendah, namun
bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan tanaman dapat saja
terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan tanaman, terlebih
lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat dilihat dari timbulnya
bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka daun itu akan
gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun.
Udara yang
telah tercemar SOx menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem
pernapasaannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut
menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran napas yang lain
sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian
tubuh yang terkena.
K. Lapisan SO2 dan bahaya bagi kesehatan
SO2 mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesehatan yang akut dan
kronis. dalam bentuk gas, SO2 dapat mengiritasi sistem pernapasan;
pada paparan yang tinggi (waktu singkat) mempengaruhi fungsi paru-paru.
SO2 merupakan produk sampingan H2SO4 yang
mempengaruhi sistem pernapasan. Senyawanya, terdiri dari garam ammonium
polinuklir atau organosulfat, mempengaruhi kerja alveoli dan sebagai bahan
kimia yang larut, mereka melewati membran selaput lendir pada sistem pernapasan
pada makhluk hidup.
Aerosol partikulat dibentuk oleh gas ke pembentukan partikel ditemukan
bergabung dengan pengaruh kesehatan yang banyak.
Secara global, senyawa-senyawa belerang dalam jumlah cukup besar masuk ke
atmosfer melalui aktivitas manusia sekitar 100 juta metric ton belerang setiap
tahunnya, terutama sebagai SO2 dari pembakaran batu bara dan gas
buangan pembakaran bensin. Jumlah yang cukup besar dari senyawa belerang juga
dihasilkan oleh kegiatan gunung berapi dalam bentuk H2S, proses
perombakan bahan organik, dan reduksi sulfat secara biologis. Jumlah yang
dihasilkan oleh proses biologis ini dapat mencapai lebih 1 juta metric ton H2S
per tahun.
Sebagian dari H2S yang mencapai atmosfer secara cepat diubah
menjadi SO2 melaui reaksi :
H2S
+ 3/2 O2→ SO2 + H2O
reaksi bermula dari pelepasan ion hidrogen oleh radikal hidroksil ,
H2S
+ HO-→HS- + H2O
yang kemudian
dilanjutkan dengan reaksi berikut ini menghasilkan SO2
HS-
+ O2→HO- + SO
SO + O2→SO2
+ O
Hampir setengahnya dari belerang yang terkandung dalam batu bara dalam
bentuk pyrit, FeS2, dan setengahnya lagi dalam bentuk sulfur
organik. Sulfur dioksida yang dihasilkan oleh perubahan pyrit melalui reaksi
sebagai berikut :
4FeS2 +
11O2→ 2 Fe2O3 + 8 SO2
Pada dasarnya, semua sulfur yang memasuki atmosfer dirubah dalam bentuk
SO2 dan hanya 1% atau 2% saja sebagai SO2
Walaupun SO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia hanya
merupakan bagian kecil dari SO2 yang ada diatmosfer, tetapi
pengaruhnya sangat serius karena SO2 langsung dapat meracuni makhluk
disekitarnya. SO2 yang ada diatmosfer menyebabkan iritasi saluran
pernapasandan kenaikan sekresi mucus. Orang yang mempunyai pernapasan lemah
sangat peka terhadap kandungan SO2 yang tinggi diatmosfer. Dengan
konsentrasi 500 ppm, SO2 dapat menyebabkan kematian pada manusia.
Pencemaran yang cukup tinggi oleh SO2 telah menimbulkan
malapetaka yang cukup serius. Seperti yang terjadi di lembah Nerse Belgia pada
1930, tingkat kandungan SO2 diudara mencapai 38 ppm dan menyebabkan
toksisitas akut. Selama periode ini menyebabkan kematian 60 orang dan sejumlah
ternak sapi.
Sulfur dioksida juga berbahaya bagi tanaman. Adanya gas ini pada
konsentrasi tinggi dapat membunuh jaringan pada daun. pinggiran daun dan daerah
diantara tulang-tulang daun rusak. Secara kronis SO2 menyebabkan
terjadinya khlorosis. Kerusakan tanaman iniakan diperparah dengan kenaikan
kelembaban udara. SO2 diudara akan berubah menjadi asam sulfat. Oleh
karena itu, didaerah dengan adanya pencemaran oleh SO2 yang cukup
tinggi, tanaman akan rusak oleh aerosol asam sulfat.
Kerusakan juga dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya seperti batu
kapur, batu pualam, dolomit akan dirusak oleh SO2 dari udara. Efek
dari kerusakan ini akan tampak pada penampilannya, integritas struktur, dan
umur dari gedung tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar