OKSIGEN
A. Sejarah
Selama
beberapa abad, para ahli kadang-kadang menyadari bahwa udara terdiri lebih dari
satu komponen. Sifat oksigen dan nitrogen sebagai komponen udara mengarah pada
pengembangan teori flogiston pada proses pembakaran, yang sering terpikir oleh
para ahli kimia selama satu abad. Oksigen telah dibuat oleh beberapa ahli,
termasuk Bayen dan Borch, tetapi mereka tidak tahu cara mengumpulkannya. Mereka
juga tidak mempelajari sifat-sifatnya dan tidak mengenali oksigen sebagai
unsur dasar.
Seorang ahli
bernama Priestley dipuji karena penemuannya, meski Scheele juga menemukan
oksigen secara bebas.
Dulu, bobot
atom oksigen digunakan sebagai standar pembanding untuk unsur yang lain,
hingga pada tahun 1961, ketika IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry) menggunakan atom karbon 12 sebagai standar pembanding yang baru.
Diantara
unsur – unsur golongan 16, hanya oksigen yang berwujud gas pada suhu kamar. Gas
ini tidak berwarna, tidak berbau , titik didihnya -183oc dan lebih
ringan dari udara. Massa jenisnya 1,429 g cm-3, titik bekunya -219oC
pada tekanan 1 atm. Kelarutan dalam air : 5 bagian volume O2 dalam
100 bagian volume air pada 0oc.
Oksigen
merupakan
unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua
unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar,
dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik
dengan rumus O2.
Ada
tiga isotop oksigen yang terdapat di alam 16O (99,79%), 17O
(0.04%), dan 18O (0,2%).
Oksigen
merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan
unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume
atmosfer bumi. Oksigen merupakan unsur pertama dalam kerak
bumi yaitu merupakan kurang lebih 46,6% massa kerak bumi, 89% dalam air dan
kira-kira 21% di atmosfer.
Oksigen
dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p4 dapat
membentuk dua ikatan kovalen. Dengan teori orbital molekul dapat dibuktikan
bahwa O2 bersifat paramagnetik.
B.
Karakteristik
1. Konfigurasi
elektron : ns2 np4
2. Gas
tidak berwarna dan tidak beracun
3. Mempunyai
3 isotop, yaitu :
a. 16O
: 99,76 %
b. 17O
: 0,04 %
c. 18O
: 0,2 %
4. Merupakan
unsur utama dalam kerak bumi (46,6 %), dalam air (89 %) dan di atmosfer (21 %)
5. Dengan
senyawa atau unsur lain membentuk ikatan kovalen
6. Bersifat
paramagnetik
C.
Sifat
Fisika
1. Nomor
atom : 8
2. Jari-jari
atom : 0,074 nm
3. Elektronegativitas : 3,5
4. Titik
beku : -218,9 oC
5. Titik
leleh : -182,9 oC
6. Energi
ionisasi I : 1316 kJ/mol
7. Energi
ionisasi II : 3396 kJ/mol
8. Kerapatan : 1,27
9. Potensial
Elektroda : 0,401 V
10. Warna
Oksigen cair : biru
D.
Keberadaan
Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan tanah bumi.
Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan helium. Sekitar
0,9% massa Matahari adalah
oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi dan merupakan komponen utama dalam
samudera (88,8% berdasarkan massa). Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa
(sekitar 1015 ton) atmosfer. Bumi memiliki ketidaklaziman pada
atmosfernya dibandingkan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya karena
ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di atmosfernya.
Bandingkan dengan Mars yang hanya memiliki 0,1% O2 berdasarkan volume dan Venus yang bahkan memiliki kadar konsentrasi
yang lebih rendah. Namun, O2 yang berada di
planet-planet selain bumi hanya dihasilkan dari radiasi
ultraviolet yang menimpa molekul-molekul beratom oksigen,
misalnya karbon dioksida.
Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini merupakan akibat
dari siklus oksigen. Siklus biogeokimia ini menjelaskan
pergerakan oksigen di dalam dan di antara tiga reservoir
utama bumi: atmosfer, biosfer, dan litosfer. Faktor utama
yang mendorong siklus oksigen ini adalah fotosintesis. Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi dan proses
pembusukan menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan
kesetimbangan, laju produksi dan konsumsi oksigen adalah
sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen yang ada di atmosfer
setiap tahunnya.
Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan
kelarutan O2 pada temperatur yang rendah memiliki
implikasi yang besar pada kehidupan laut. Lautan di
sekitar kutub bumi dapat menyokong kehidupan laut yang
lebih banyak oleh karena kandungan oksigen yang lebih tinggi. Air yang terkena polusi
dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut. Para ilmuwan menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis atau
jumlah O2 yang diperlukan untuk mengembalikan
konsentrasi oksigen dalam air itu seperti semula.
E.
Pembuatan
a. Di
Laboratorium :
1. Penguraian
katalitik hidrogen peroksida
2H2O2 MnO2
2H2O + O2
2. Penguraian
termal senyawa yang mengandung banyak oksigen
·
2KMnO4(s) K2MnO4(s) + MnO2(s)
+ O2(g)
·
2KClO3(s) 2KCl (s)
+ 3O2 (g)
·
2KNO3(s) KNO2(s) + O2(g)
3. Reaksi
antara peroksida dan air
2NaO2(s)
+ 2H2O(l)
4NaOH(aq) + O2(g)
b. Secara
Komersial :
1. Destilasi
bertingkat udara cair
2. Elektrolisis
air ( O2 yang dihasilkan melalui cara ini sangat murni )
2H2O
(l) 2H2 (g) + O2
(g)
F.
Klasifikasi
Oksida
Oksida adalah senyawa biner suatu unsur dengan oksigen. Sebagain besar
oksida diperoleh langsung dengan mereaksikan unsurnya langsung dengan oksigen.
Oksida biner dari unsurnya melengkapi ranah jenis ikatan mulia yang benar-benar
ionik sampai yang benar-benar kovalen. Oksida dapat diklasifikasikan ke dalam
lima golongan, yaitu oksida logam, oksida nonlogam, oksida amfoter, oksida
netral dan oksida campuran.
1. Oksida
asam (non logam)
Oksida
ini terbentuk dari oksigen dengan unsur-unsur nonlogam seperti, nitrogen,
sulfur, posfor, dan golongan halogen serta karbon dioksida. Sebagian besar
oksida non logam bersifat asam. Kekuatan
asamnya meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode dalam tabel periodik. Dengan kata lain, keasaman menjadi lebih kuat dengan meningkatnya sifat
non logamnya.
Contoh oksida
nonlogam SO2, SO3, CO2, NO2, P2O5. Karbon
memiliki dua oksida, CO dan CO2, dan keasaman CO2 lemah
(H2CO3 adalah asam lemah). Oksida karbon berwujud gas
tetapi oksida silikon dan unsur-unsur di bawahnya berwujud padat. SiO2
tidak larut dalam air, tetapi oksida ini bersifat asam karena bereaksi dengan
basa.
SiO2 + 2NaOH → Na2SiO3
+ H2O
SO3 dan P4O10
adalah oksida asam karena oksida ini bereaksi dengan air menghasilkan proton.
SO3 (g) + H2O
(l) 2H+ (aq) +
SO42- (aq)
2. Oksida
basa (logam)
Oksida logam
terbentuk antara unsur IA dan IIA dengan oksigen. Oksida logam alkali
atau alkali tanah kurang lebih akan larut dalam air dan menunjukkan sifat
basa. Natrium oksida Na2O adalah contoh khas oksida basa. Jadi,
Na2O(s) + H2O
→ 2Na+(aq) + 2OH¯(aq)
(aq) menunjukkan bahwa spesi ini ada dalam larutan dalam air. Bahkan bila
oksida ini sedikit larut dalam air, oksida ini tetap basa bila bereaksi dengan
air.
Semua oksida logam golongan IA bersifat mudah larut dalam air. Kelarutan
ini disebabkan terjadinya reaksi hidrolisis ion oksida menjadi ion hidroksida.
Sifat basa kuatnmya disebabkan oleh OH- contohnya:
K2O(S)
+ H2O 2KOH(aq)
Semua oksida logam IA maupun IIA bersifat sangat reaktif terhadap air,
sehingga harus disimpan dalam udara kering.
Semua oksida logam IIA juga bersifat basa, kecuali BeO yang bersifat
amfoter. Makin kebawah dalam satu golongan, sifat basa oksida logam IIA semakin
kuat. Namun karena MgO tidak larut dalam air, sifat basanya ditunjukkan oleh
kemampuannya bereaksi dengan H+ (karena bereaksi dengan asam)
reaksinya:
MgO(s)
+ 2H+(aq)
Mg2+(aq) +H2O
Semua oksida logam mempunyai titik leleh di atas 19000C yang
menunjukkan sebagai senyawa ionik yang mengandung ion oksida, kecuali berilium
oksida merupakan senyawa kovalen.
3. Oksida
amfoter
Oksida
amfoter adalah oksida yang daat bereaksi dengan asam atau basa. Oksida amfoter terbentuk antara oksigen dengan logam amfoter
antara lain Al, Sn, Zn, Pb, Sb, Cr. Oksida ini berlaku sebagai basa terhadap
asam kuat dan sebagai asam terhadap basa kuat.
·
Dengan Asam :
ZnO
(s) + 2HCl (aq) ZnCl2
(g) + H2O (l)
·
Dengan Basa :
ZnO
(s) + 2OH- (aq) + H2O (l) Zn(OH)42- (aq)
4. Oksida
netral
Oksida
netral adalah oksida yang tidak bereaksi dengan asam dan basa. Disamping
itu oksida netral juga bila dilarutkan dalam air tidak menghasilkan asam maupun
basa. Misalnya: N2O, CO dan MnO2. Bila MnO2
(atau PbO2) larut dalam asam, misalnya dalam HCl pekat, reaksinya
adalah reaksi redoks, menghasilkan Mn2+ dan Cl2 namun
bukan reaksi asam basa.
5. Oksida
Campuran
Oksida
Campuran adalah oksida yang merupakan campuran dari oksida sederhana. Oksida campuran terdiri dari dua macam oksida dari unsur
sejenis,tapi berbeda tingkat oksidasinya, oksida ini merupakan oksida ion yang
nonstoikiometri, contoh Fe3O4 merupakan campuran dari FeO
dan Fe2O3. Bila suatu unsur membentuk beberapa oksida
yang biloksnya lebih tinggi bersifat asam,contohnya Cr membentuk oksida CrO
bersifat basa, Cr2O3 Bersifat amfoter dan CrO3
bersifat asam dan P3O4 yang merupakan campuran
dari PbO : PbO2, 2 : 1
6. Peroksida
dan Superoksida
a. Senyawa
Peroksida
Senyawa peroksida yang banyak digunakan adalah hydrogen peroksida H2O2,
yaitu untuk pemutih pulp kertas, tekstil, kulit, lemak dan minyak rambut. Dalam
industry digunakan sebagai pereaksi kimia organic, polimer, obat-obatan, dan
produksi makanan. Hydrogen peroksida encer digunakan dalam rumah tangga untuk
antiseptic ringan dan pemutih kain.
Hidrogen peroksida murni merupakan cairan tak berwarna yang membeku pada
-0,46oC dan mendidih 150,2oC. Cairannya lebih kental dari
pada air dengan massa jenisnya 1,44225 g/mL (pada 25oC)
Namun strukturnya tidak planar, tetapi membentuk struktur yang disebut skew-chain
Hidrogen peroksida mempunyai nilai pKa = 11,75, bersifat asam sangat lemah dan
sebagai proton akseptor, seperti ditunjukan dalam reaksi berikut ini :
H2O2 (aq) + H3O+(aq) H2O(aq) + H3O+
(aq)
Namun demikian, hydrogen peroksida merupakan oksidator kuat dalam suasana
asam maupun basa. Ini terlihat dari potensial reduksi standarnya :
H2O2 (aq) + 2H+(aq) + 2e- 2 H2O
E0=+1,77 V (1)
O2(g) + 2H+(aq) + 2e- ↔ H2O2
(aq)
E0=+0,69 V (2)
HO2-(aq) + H2O + 2e- ↔ 3OH-(aq)
E0=+0,87 V (3)
Laju reaksi Hidrogen peroksida mudah terurai menjadi air dan oksigen
setelah disimpan lama. Reaksinya, sebagai berikut:
2 H2O2 (l) → 2 H2O + O2(g) ∆H=
-197 kJ/mol
Penguraian ini dipercepat oleh adanya, panas , ion logam berat, dan
kotoran. Bahkan air dan oksigen yang menjadi produk penguraiannya juga
mempercepat proses penguraian selanjutnya. Terbentuknya oksigen dari hasil
penguraian itu dapat memicu terjadinya ledakan dan api. Oleh karena itu
hydrogen peroksida pekat harus disimpan dalam botol plastic khusus yang bagian
dalamnya dilapisi lilin dan tidak boleh menggunakan botol gelas. Permukaan
gelas umumnya mengandung alkali yang dapat mempercepat proses penguraian.
Peroksida yang dijual di toko obat konsentrasinya hanya 2-3%. Biasanya hidrogen
peroksida yang dijual secara komersial adalah
larutan encer yang berisi sedikit stabilizer, dalam botol kaca atau polietilena untuk
menurunkan tingkat dekomposisi. 6% (w/v)
hidrogen peroksida dapat merusak kulit, menimbulkan bisul-bisul putih yang disebabkan oleh
gelembung oksigen.
Hydrogen peroksida dapat dibuat melalui berbagai metode. Untuk pembuatan di
laboratorium dalam jumlah yang kecil, sering dilakukan melalui penambahan
barium peroksida ke dalam larutan asam sulfat, encer dan dingin. Reaksinya
sebagai berikut :
BaO2 (s) + H2SO4 (aq) → BaSO4 (s)+
H2O2 (aq)
b. Senyawa Superoksida
Senyawa superoksida Na, K, dan Rb dibuat dari peroksidanya. Contohnya
sebagai berikut :
K2O2
+ O2 2KO2
Dalam sistem tertutup seperti pada kapal selam, kalium superoksida
digunakan untuk menghilangkan gas karbon dioksida hasil pernafasan para kru
kapal selam.
Reaksinya sebagai berikut :
4 KO2 (s) + 2CO2 (g) ↔2K2CO3
(s) + 3O2 (g)
Reaksi diatas memungkinkan terjadinya regenerasi gas oksigen yang
diperlukan untuk pernafasan.
Superoksida ionic, MO2, dibentuk oleh interaksi O2
dengan K, Rb, atau Cs sebagai padatan Kristal kuning sampai jingga. NaO2
dapat diperoleh hanya dengan reaksi Na2O2 dengan O2
pada 300 atm dan 500°C. LiO2 tidak dapat diisolasi. Superoksida
alkali tanah, Mg, Zn, dan Cd hanya terdapat dalam konsentrasi kecil sebagai
larutan padat dalam peroksida. Ion O2- mempunyai satu
elektron tidak berpasangan. Superoksida adalah zat pengoksidasi yang sangat
kuat. Mereka bereaksi kuat dengan air :
2 O2- + H2O → O2 + HO2-
+ OH-
2 HO2- → 2OH- + O2 (lambat)
Reaksi dengan CO2, yang melibatkan intermediet peroksokarbonat,
diguanakan untuk menghilangkan CO2 dan meregenerasi O2
dalam system tertutup (misalnya kapal selam). Reaksi keseluruhan adalah
4MO2(s) + 2CO2(g) → 2M2CO3(s) +
3O2(g)
7.
Oksida Terlarut
Oksigen
terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan
kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam
analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi
ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin
besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang
bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut
telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air
mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan
air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam
air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter
lain seperti BOD dan COD.
Di
dalam suatu badan air, oksigen memiliki peranan dalam menguraikan komponen-komponen
kimia menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki
kemampuan untuk beroksidasi dengan zat pencemar seperti komponen organik
sehingga zat pencemar tersebut tidak membahayakan bagi lingkungan.
G. Isotop
Oksigen memiliki 9 isotop. Oksigen alami adalah campuran dari
3 isotop, Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah 16O(keliumpahannya 99,762%), 17O(0,038%), dan 18O(0.200%), 16O
merupakan yang paling melimpah (99,762%). 18O digunakan
sebagai perunut dalam studi mekanisme reaksi. Isotop ini juga bermanfaat untuk
penandaan garis absorpsi spektrum IR atau Raman dengan cara efek isotop.Isotop oksigen dapat berkisar dari yang bernomor
massa 12 sampai dengan 28. Kebanyakan 16O di
disintesis pada akhir proses fusi helium pada bintang, namun
ada juga beberapa yang dihasilkan pada proses pembakaran neon.17O utamanya
dihasilkan dari pembakaran hidrogen menjadi helium semasa siklus CNO, membuatnya menjadi isotop yang paling umum pada zona pembakaran
hidrogen bintang. Kebanyakan 18O diproduksi ketika 14N (berasal dari pembakaran CNO) menangkap inti4He, menjadikannya bentuk isotop yang paling umum
di zona kaya helium bintang.
Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi,
yang paling stabil adalah 15O dengan umur
paruh 122,24 detik dan 14O dengan umur paruh 70,606 detik. Isotop radioaktif sisanya memiliki umur paruh yang lebih
pendek daripada 27 detik, dan mayoritas memiliki umur
paruh kurang dari 83 milidetik. Modus peluruhan yang
paling umum untuk isotop yang lebih ringan dari16O adalah penangkapan elektron, menghasilkan nitrogen, sedangkan modus
peluruhan yang paling umum untuk isotop yang lebih berat
daripada18O adalah peluruhan beta, menghasilkan fluorin.
Oksigen berbobot atom 18 yang terdapat di alam bersifat stabil dan
tersedia untuk keperluan komersial, seperti dalam air (H2O
dengan kandungan isotop 18 sebanyak 15%). Konsumsi oksigen komersial di
Amerika Serikat diperkirakan mencapai 20 juta ton per tahun dan
diperkirakan akan terus meningkat. Penggunaan oksigen pada tungku peleburan
baja merupakan penggunaan tertinggi. Jumlah yang banyak juga diperlukan pada
proses pembuatan gas ammonia, metanol, etilen oksida dan pengelasan
oksi-asetilen. Pemisahan udara (destilasi) menghasilkan gas dengan kemurnian
99%, sedangkan elektrolisis hanya 1%
H.
Sumber
Oksigen adalah
unsur ketiga terbanyak yang ditemukan berlimpah di matahari, dan memainkan
peranan dalam siklus karbon-nitrogen, yakni proses yang diduga menjadi sumber
energi di matahari dan bintang-bintang. Oksigen dalam kondisi tereksitasi
memberikan warna merah terang dan kuning-hijau pada Aurora Borealis.
Oksigen merupakan unsur gas, menyusun 21% volume atmosfer dan diperoleh
dengan pencairan dan penyulingan bertingkat. Atmosfer Mars mengandung oksigen
sekitar 0.15%. dalam bentuk unsur dan senyawa, oksigen mencapai kandungan 49.2%
berat pada lapisan kerak bumi. Sekitar dua pertiga tubuh manusia dan sembilan
persepuluh air adalah oksigen.
Di laboratorium, oksigen bisa dibuat dengan elektrolisis air atau dengan
memanaskan KClO3 dengan MnO2 sebagai katalis.
Ø OZON
( trioksigen )
Unsur oksigen selain sebagai molekul OZ
dikenal pula bentuk alotropinya, yaitu sebagai molekul
ozon (O3). Ozon merupakan gas yang berwarna
biru dan beracun sangat pucat dengan suatu bau kuat, titik didihnya -111,3°C,
dan berbau khas. Ozon dalam bentuk cairan berwarna kebiruan, betul-betul
cairan magnetis. Ozon dibentuk ketika suatu cetus api elektrik dilewati
oksigen. Kehadiran ozon dapat dideteksi dengan adanya bau yang ditemukan dekat
mesin elektrik. Ozon jauh lebih aktif secara kimiawi dibanding oksigen biasa
dan lebih baik dalam mengoksidasi. Di laboratorium,
ozon dapat dibuat dengan mengalirkan gas oksigen ke dalam tabung yang diberi tegangan tinggi dan loncatan bunga api listrik (bau
khas pada waktu ada konsluiting listrik adalah bau gas
ozon). Struktur molekul ozon berupa segitiga datar dengan
sudut ikatan 116,5° dan mengalami resonansi ikatan
rangkap.
Ozon (O3). Merupakan
senyawa yang sangat aktif, dihasilkan dari pelepasan muatan elektris (kilat)
atau penyinaran sinar Ultraviolet terhadap oksigen.
Keberadaan ozon di atmosfer
(dengan jumlah yang sebanding dengan ketebalan lapisan 3 mm dengan kondisi
tekanan dan suhu yang luar biasa) mencegah sinar Ultraviolet yang berbahaya
dari matahari sebelum mencapai permukaan. Pencemaran udara di atmosfer dapat
merusak lapisan ozon ini. Ozon bersifat racun dan tidak boleh terpapar dengan
ozon melebihi kadar 0.2 mg/m# (8 jam kerja rata-rata-40 jam per minggu). Ozon
yang masih pekat memiliki warna hitam kebiru-biruan dan ozon padat berwarna
hitam ungu.
Ozon banyak terdapat pada lapisan atmosfer
stratosfer (15-24 km). ozon berperan dalam menyerap
radiasi sinar ultra violet dari sinar matahari, karena ultraviolet
ini di gunakan untuk mengubah O2,
menjadi O3 atau sebaliknya.
Kerusakan oleh gas NO relatif kecil dan
terjadi secara alamiah, sehingga keseimbangan ozon pada
lapisan ozon masih tetap terjaga. Kerusakan yang diakibatkan
oleh radikal bebas klorin lebih berbahaya, sebab setiap satu atom radikal bebas dapat merusak lebih dari 2000 molekul ozon. Radikal
klorin umumnya berasal dari peruraian freon jenis CFC(Chlorof luor oca rbon) yang digunakan untuk
pengisi AC, lemari es, dan pabrik pembuatan karet busa (spon).
CFCl3(g) u.v CFCl2(g) + Cl(g)
Cl-(g)+O3(g) ClO-(g)+O2(g)
Oleh karena itu, freon CFC diganti dengan
jenis non-CFC, yang tidak menghasilkan radikal bebas
klorin. Berlubangnya lapisan ozon dikhawatirkan akan
dapat menimbulkan masalah kesehatan pada manusia, sebab radiasi sinar ultra violet yang tidak terserap oleh ozon diduga bertanggung jawab
terhadap terjadinya kanker kulit pada manusia.
Secara
komersial, ozon digunakan pada proses pengolahan air minum
kemasan. Ozonisasi pada air minum kemasan dapat membunuh kuman
dan bakteri yang terdapat pada air mineral tersebut. Pada
proses pengolahan air limbah, ozon sering digunakan untuk
menghilangkan bau tidak sedap yang dihasilkan oleh
limbah.
a. Dapat
terbentuk jika O2 dikenakan bunga api listrik (discaslistrik).
3O2
(g) 2O3
(g)
b. Molekul
ozon non linier dan mempunyai bentuk resonansi seperti terlihat pada gambar di
bawah ini :
O O
O O
O O
c. Menurut
data spektroskopi :
·
< ikatan O
O O = 116,5 oC.
·
Panjang ikatan = 0,128 nm
d. Ozon
merupakan penyusun utama lapisan sratosfer ( lapisan di ketinggian 15-25 km ).
Pada lapisan ini konsentrasi ozon = 10 ppm, sedangkan di bawahnya konsentrasi
ozon ~ 0,04 ppm.
e. Pembentukan ozon di alam melalui tahapan :
1. Radiasi
ultraviolet dari matahari dengan panjang gelombang 240 nm akan menguraikan
molekul O2 menjadi atom oksigen (On).
O2 2O
2. Kemudian
atom oksigen tadi bereaksi dengan molekul oksigen membentuk ozon.
O
+ O2 O3
f. Ozon
adalah oksidator kuat dibandingkan dengan klorin yang umum digunakan sebagai
pembersih air. Ozon mampu membunuh kuman 3125x lebih kuat.
g. Daya
basmi kuman tidak terbatas hanya untuk bakteri umum ( seperti Escherichia coli ) tapi juga seperti
deaktivasi virus dan lumut.
h. Ozon
juga mampu mengoksidasi senyawa organik alami seperti oksalat, asetat, dan juga
mampu mengoksidasi sintesis-sintesis senyawa organik seperti nitrobenzen,
deterjen, herbisida.
i.
Ozon juga mampu mengoksidasi senyawa
anorganik seperti Fe, logam berat, sianida, sulfida dan nitrat.
j.
Daya oksidasi yang tinggi membuat ozon
dapat digunakan untuk mencuci buah dan sayuran, sehingga bisa mengurangi kadar
senyawa yang berbahaya.
k. Ozon
juga mampu memperlambat pembusukan dari buah dan sayur (diakibatkan oleh
etilen).
l.
Ozon merupakan piranti alam untuk
membersihkan lingkungan secara swadaya.
m. Bisa
dikatakan jika ozon alami musnah, maka kehidupan di atas dunia akan usai.
Isu
yang sedang marak dalam satu dasawarsa ini adalah pemanasan global sebagai
akibat dari rusaknya lapisan ozon di atmosfer. Yang pertama kali mengungkapkan
hal ini adalah Molina dan Rowland yang menulis di majalah Nature (1974).
Senyawa
klorofluorocarbon (CFC ~ Freon) seperti :
1.
Metil kloroform (CCl4) : Pencucian logam
2.
Metil bromida : Produk pertanian
3.
CF2Cl2 , CFCl3 :Akan
merusak lapisan ozon.
Bagaimana
senyawa ini merusak ??
Tahap
I : Gas CFC ini berdifusi sampai stratosfer dan oleh
radiasi UV ikatan C Cl putus sehingga terbentuk atom Cl.
CF2Cl2 CF2Cl + Cl
Tahap II :
Atom Cl akan menguraikan ozon
Cl + O3 O2 +
ClO
Selanjutnya
akan terjadi efek domino dimana atom O yang terbentuk dari penguraian O2
dengan UV akan bereaksi dengan ClO menjadi Cl.
O2 2O
ClO + O O2 + Cl
Reaksi keseluruhan :
O
+ O3 2O2
Ø Di
samping Cl, NO juga akan merusak ozon
NO
+ O3 O2
+ NO2
O2 hv 2O
O
+ NO2 O2 + NO
NO ini diperkirakan berasal dari pesawat
concorda.
Ø Sebagai
pengganti CFC dapat digunakan :
a. HCFC
( Hidro Chloro Fluoro Carbon )
b. HFC
( Hidro Fluoro Carbon )
c. HC
( Hidro Carbon )
Tetapi,
HCFC dan HFC mempunyai potensi pemanasan global juga, jadi yang terbaik adalah
HC
Ø Pengaturan
penggunaan BPO ( Bahan Perusak Ozon ) ditetapkan dalam suatu perangkat hukum
internasional yaitu Konvensi Wina dan dipertegas lagi melalui Protocol
Montreal. Keputusannya :
o
Untuk negara maju, batas penggunaan CFC
pada tahun 1996, sedangkan Halon pada tahun 1997.
o
Untuk Indonesia pada tahun 2006.
Ø Penggunaan
ozon lainnya digunakan untuk pemurnian air.
DERIVATING
OXYGEN ( H2O )
Air
adalah pelarut polar dan merupakan elektrolit lemah. Selain senyawa polar,
beberapa senyawa kovalen ( seperti senyawa yang mengandung gugus OH, karbonil,
karboksil, dan amino ) dapat juga larut dalam air karena membentuk ikatan
hidrogen. Senyawa ini mengandung gugus hidroksil , karbonil, karboksil, dan
gugus animo. Air mempunyai titik didih sebesar 100oC, titik beku
sebesar 0oC dan kerapatan sebesar 1 gram/cm3. Air adalah
pelarut universal. Kelarutannya dalam ion adalah hubungannya dengan energi kisi
dan energi hidrasi.
Air
dapat berfungssi sebagai oksidator ataupun reduktor.
2H2O
+ 2e- H2
+ 2OH- (
Eo = - 0,83 V )
2H2O 4H+ + O2
+ 4e- ( Eo
= + 1,23 V)
Air
sebagai elektrolit lemah
2H2O
H3O+ + OH- ( K = 10-14 pada 25OC)
Telah
ditemukan juga polywater yang mempunyai karakteristik berbeda dengan air,
antara lain mempunyai titik didih > 200oC, titik beku sebesar -40oC
dan kerapatan sebesar 1,4 gram/cm3
Dibanding
dengan hidrida golongan 16 yang lainnya ( hidrogen sulfidda , hidrogen
terlurida ) , air mempunyai titik didih tinggi , kalor penguapan besar dan
tekanan uap rendah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa air terdiri dari satuan –
satuan ikatan hidrogen (H2O)n.
Es
terdiri dari jaringan terbuka tiga dimensi dari molekul H2O, yang
terikat oleh ikatan hidrogen. Jaringan es ini sangat terbuka sehingga jika es
meleleh , ikatan- ikatan hidrogen putus menghasilkan air yang kerapatannya
lebih besar dari es. Jika suhu air bertambah , kerapatannya bertambah karena
strukturnya lebih rapat karena terjadi pemutusan ikatan hidrogen. Pada waktu
bersamaan kerapatannya berkurang karena cairan memuai. Pada suhu 4OC
kedua pengaruh yang saling berlawanan itu seimbang dan memiliki kerapatan
tertinggi yaitu 1 g/cm3. Di atas 4oC pemuaian termal itu
lebih menonjol dan kerapatan air berkurang,
Pada akhir-akhir ini ditemukan poli-air
yang dibuat dengan cara pengembunan uap air dalam kapiler yang halus yang
dibuat dari kuarsa dan di letakkan dalam wadah hampa. Cairan yang di peroleh
mempunyai kerapatan 1,4 g/cm3, titik didih lebih besar dari 200 Oc
dan titik bekunya – 40 Oc.
PEROKSIDA (H2O2)
Oksida
ini tidak stabil dan mempunyai bilangan oksidasi -1. Memiliki gugus
–O-O-.
Lemahnya ikatan antara dua oksigen yang menyebabkan hidrogen peroksida tidak
stabil. Bentuknya berua cairan dengan
titik didih 150 oC dan titik beku -0,89 oC. Dapat terurai
menjadi air dan oksigen, tetapi bersifat eksplosif.
2H2O2 2H2O + O2
Cara
pembuatan :
1. Di
Laboratorium
Mereaksikan BaO2 dengan asam encer.
2. Secara
komersial
Elektrolisis larutan H2SO4
dengan elektroda Pt.
Kegunaan
:
1. Antiseptik
2. Pemutih
pakaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar